12 Januari 2009
Seperti biasanya saya selalu mengganti pampers anakku tersayang Sammy sekitar pukul 12 malam. Namun aku kaget campur cemas saat kuraba keningnya, ya Tuhan anakku panas tinggi. Kuukur dengan thermometer suhunya 38,5 derajat. Aku berusaha tenang dan berdoa dalam hati semoga anakku hanya demam biasa. Kubangunkan suamiku dan memberitahu kondisi buah hati kami. Suamiku juga kaget karena sore anakku Sammy masih bermain dan bercanda dengan saya. Untung saya selalu siapkan obat penurun panas, langsung kuberikan pada anakku dan berharap demamnya turun.
Aku bertambah cemas karena anakku menolak minum ASI, padahal biasanya walau lagi ngantuk paling kuat minum ASI. Namun aku berusaha untuk memberikan ASI walau hanya sedikit – sedikit karena takut anakku dehidrasi. Berbagai pertanyaan berkecamuk di hatiku, apa yang menyebabkan anakku tiba – tiba demam? Kuingat – ingat lagi, apa karena tadi sore saat anakku belajar merangkak tiba – tiba dia menangis tidak seperti biasanya. Aku khawatir jangan – jangan kaki anakku keseleo. Sorenya saya langsung balurkan minyak urut ke kedua tungkainya. Saya dan suami tak putus – putusnya berdoa somoga anak kami lekas sembuh.
Anakku tersayang, andai saja sakitmu bisa dipindahkan ke Mama biar Mama saja yang merasakannya sayang…
Hingga pagi, anakku masih demam. Pukul 07.30 kami ke carolus, berharap bisa segera sampai di rumah sakit ternyata jalan tol macet baru 2 jam kami sampai di carolus. Dokter SPA memeriksa anak kami dan mengatakan secara umum kondisi anak kami baik, tidak ada factor infeksi.
Seperti biasanya saya selalu mengganti pampers anakku tersayang Sammy sekitar pukul 12 malam. Namun aku kaget campur cemas saat kuraba keningnya, ya Tuhan anakku panas tinggi. Kuukur dengan thermometer suhunya 38,5 derajat. Aku berusaha tenang dan berdoa dalam hati semoga anakku hanya demam biasa. Kubangunkan suamiku dan memberitahu kondisi buah hati kami. Suamiku juga kaget karena sore anakku Sammy masih bermain dan bercanda dengan saya. Untung saya selalu siapkan obat penurun panas, langsung kuberikan pada anakku dan berharap demamnya turun.
Aku bertambah cemas karena anakku menolak minum ASI, padahal biasanya walau lagi ngantuk paling kuat minum ASI. Namun aku berusaha untuk memberikan ASI walau hanya sedikit – sedikit karena takut anakku dehidrasi. Berbagai pertanyaan berkecamuk di hatiku, apa yang menyebabkan anakku tiba – tiba demam? Kuingat – ingat lagi, apa karena tadi sore saat anakku belajar merangkak tiba – tiba dia menangis tidak seperti biasanya. Aku khawatir jangan – jangan kaki anakku keseleo. Sorenya saya langsung balurkan minyak urut ke kedua tungkainya. Saya dan suami tak putus – putusnya berdoa somoga anak kami lekas sembuh.
Anakku tersayang, andai saja sakitmu bisa dipindahkan ke Mama biar Mama saja yang merasakannya sayang…
Hingga pagi, anakku masih demam. Pukul 07.30 kami ke carolus, berharap bisa segera sampai di rumah sakit ternyata jalan tol macet baru 2 jam kami sampai di carolus. Dokter SPA memeriksa anak kami dan mengatakan secara umum kondisi anak kami baik, tidak ada factor infeksi.
Sudah 2 hari anakku masih demam, makannya susah dan minum harus saya telateni. Dalam hati aku bersyukur, suami tercinta selalu mendampingi dan membantu merawat anak kami. Juga dengan doa dan perhatian dari Oppung - oppungnya yang jauh di Sumut membantu meringankan beban pikiran. Hari ketiga anak kami masih demam, dan advis dokter SPA bila hari ketiga masih demam harus periksa darah. Rasa hancur hatiku saat petugas lab mengambil darah dari lengan buah hati kami yang mungil, tak terasa air mataku menetes. Sedih sekali rasanya bila anak tercinta sakit. Oh TUHAN...tolonglah anak kami sembuhkanlah dia, kami yakin dan percaya padaMU ya TUHAN, ENGKAU akan selalu memberkati anak kami. Hasil lab menunjukkan kalau anak kami tidak DBD, hmm... lega rasanya. Tapi dokter minta agar anak kami periksa darah lagi besok.
Puji Tuhan, doa dan permohonan kami didengarkan TUHAN yang sungguh baik amat baik. Anak kami tidak demam lagi dan kondisinya sudah mulai membaik dan ceria. Sepertinya Sammy kami tercinta ingin mengatakan "Mama, aku sudah sembuh jangan dibawa ke rumah sakit lagi untuk periksa darah". Oh.. leganya hatiku melihat buah hati kami sudah ceria lagi, minum ASI sudah kuat dan mau makan lagi. Makasih ya anak kami Sammy, kamu kuat melawan sakit. (Saat sakit anak kami tidak begitu rewel, hanya saja wajahnya lesu membuat hati Mama Papanya sedih).
Sekarang Sammy kami tercinta sudah ceria lagi, tambah lincah dan tambah pinter. Ohh iya, ternyata gigi taringnya yang bawah sebelah kiri mau numbuh. Hmm...sabar ya anakku, kata orangtua kalau anak mau tumbuh gigi biasanya demam atau diare.
Bahagia rasanya Mama dan Papa melihatmu ceria lagi anakku tercinta. TUHAN YESUS memberkati dan melindungi anak kami Sammy selalu.
Mmmmmuuuuuacchhhh.....We love U Son.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar